WHAT'S NEW?
Loading...

Pengertian Beta


Menurut Jogiyanto (2003), Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta merupakan pengukur resiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Cara menghitung Beta adalah dengan melakukan regresi antara return saham dengan return pasar. Nilai Beta pasar adalah 1, jika Beta lebih dari 1 menggambarkan bahwa portofolio investasi lebih fluktuatif dibandingkan dengan pasar atau index. Tingkat fluktuasi ini juga menggambarkan resiko dari portofolio tersebut.

Beta Pasar
Beta  pasar  merupakan  beta  yang  dihitung  dengan  data  pasar  dan  dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu. Beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi.  Jika  menggunakan  teknik  regresi,  maka  variabel  dependennya adalah return-return sekuritas dan variabel independennya adalah return-return pasar. Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasi beta dapat  didasarkan  pada  model  indeks  tunggal  atau  model  CAPM. Kelebihan dari beta return pasar ini adalah beta ini mengukur respon dari masing-masing  sekuritas  terhadap  pergerakan  pasar.  Beta  pasar  ini dihitung berdasarkan hubungan data pasar dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik perusahaan seperti misalnya pembayaran dividen.

Beta Akuntansi
Beta  akuntansi  merupakan  beta  yang  dapat  diestimasi  dengan menggunakan  data  akuntansi  seperti  misalnya  laba  akuntansi.  Beta akuntansi dapat diestimasi dengan menggunakan persamaan regresi. Beta akuntansi  diperoleh  dari  koefisien  regresi  dengan  variabel  dependen perubahan  akuntansi  dan  variabel  independen  adalah  perubahan  indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar.
Beta Fundamental
Beta  fundamental  merupakan  beta  yang  dihitung  berdasarkan  variabel-variabel  fundamental  perusahaan.  Beta  fundamental  ini  berhubungan secara  langsung  dengan  perubahan  karakteristik  perusahaan,  karena  beta ini dihitung menggunakan data karakteristik tersebut.

Beta Untuk Pasar Modal Berkembang bias
Beta yang bias disebabkan oleh perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Perdagangan tidak sinkron ini terjadi di pasar yang transaksi perdagangannya jarang terjadi atau disebut dengan pasar yang tipis (thin market). Pasar yang tipis merupakan ciri dari pasar modal yang sedang berkembang. Dan karena Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan pasar modal yang sedang berkembang, maka terjadi perdagangan yang tidak sinkron berakibat Beta bias sehingga perlu dikoreksi. Oleh karena itu Beta koreksi adalah salah satu cara mengkoreksi Beta yang bias yang terjadi dipasar yang sedang berkembang.
Perdagangan Tidak Sinkron
Beta sebagai pengukur volatilitas mengukur kovarian return suatu sekuritas dengan return pasar relatip terhadap risiko pasar. Kovarian dalam perhitungan Beta ini menunjukkan hubungan return suatu sekuritas dengan return pasar pada periode yang sama, yaitu periode ke-t.
Perhitungan Beta akan menjadi bias jika kedua periode tersebut tidak sinkron, yaitu periode return pasar adalah periode ke-t dan periode return sekuritas bukan periode ke-t, misalnya periode ke t-1 atau t-2 dan setarusnya. Periode ke-t dapat berupa harian (untuk menghitung Beta harian), mingguan (untuk menghitung Beta mingguan) atau bulanan (untuk menghitung Beta bulanan).
Ketidak-samaan waktu antara return sekuritas dengan return pasar dalam perhitungan Beta disebabkan karena perdagangan sekuritas – sekuritasnya yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Perdagangan tidak sinkron terjadi karena beberapa sekuritas tidak mengalami perdagangan untuk beberapa waktu. Akibatnya untuk sekuritas ini, harga – harganya pada periode ke-t sebenarnya merupakan harga – harga sebelumnya yang merupakan harga- harga terakhir kalinya diperdagangkan, bukan harga-harga hasil perdagangan pada periode ke-t.
Sebagai misalnya adalah harga sekuruitas ‘A’ terakhir kali di perdagangkan adalah pada tanggal 27 bulan ini dan tidak diperdagangkan lagi sampai akhir bulan tanggal 31 pada waktu menghitung Beta menggunakan data akhir bulan untuk sekuritas ‘A’, terjadi ketidak-sinkronan, yaitu harga ‘A’ hasil dari transaksi tanggal 27 dihubungkan dengan harga indeks pasar pada tanggal 31.
Ketidak-sinkronannya, juga terjadi dalam perhitungan Beta untuk sekuritas lainya, yaitu harga sekuritas ini pada tanggal 31 dihubungkan dengan harga indeks pasar walaupun pada tanggal 31 yang sama, tetapi dibentuk dari harga sekuritas yang bukan pada tanggal 31. Bias ini akan semakin besar dengan semakin banyaknya sekuritas - sekuritas yang tidak aktif diperdagangkan, sehingga harga indeks pasar pada periode tertentu sebenarnya dibentuk dari harga-harga sekuritas periode sebelumnya.
Perdagangan tidak sinkron juga sering terjadi dalam satu hari perdagangan. Perdagangan sinkron terjadi jika beberapa sekuritas hanya diperdagangkan pada pagi hari saja yang harganya kemudian dibawa sampai pasar ditutup yang kemudian harga ersebut digunakan untuk menghitung indeks pasar pada pagi hari itu. Bias ini terjadi karena anggapannya indeks pasar dihitung dari harga-harga sekuritas yang diperdagangkan sampai detik terakhir pasar ditutup pada hari itu. Karena masalah perdagangan tidak sinkron disebabkan oleh masalah periode waktu, maka masalah ini juga disebut dengan periodicity problem dan intervalling problem.
Koreksi Terhadap Bias
Metode yang dapat digunakan untuk mengkoreksi Bias yang terjadi untuk Beta Sekuritas akibat perdagangan tidak sinkron. Yang diantaranya adalah yang diusulkan oleh Fowler dan Rorke (1983).
·         Metode Fowler dan Rorke
Metode Dimson memang merupakan metode yang sederhana. Metode ini sederhana, karena (1) hanya menggunakan sebuah pengoperasian regresi berganda saja dan (2) Beta yang dikoreksi didapatkan dengan hanya menjumlahkan koefisien – koefisien yang diperoleh dari regresi berganda tersebut. Fowler dan Rorke (1983) beragumentasi bahwa metode Dimson yang hanya menjumlahkan koefisien – koefisien regresi berganda tanpa memberi bobot akan tetap memberikan Beta yang bias. Untuk satu periode lead dan satu lag.
Koreksi Beta yang menggunakan banyak periode lag dan lead bukannya mengurangi bias yang terjadi, tetapi sebaliknya meningkatkan bias yang terjadi. Hal ini disebabkan karena frekwensi ketidak sinkronan relatif jarang terjadi. Jika perdagangan sudah sinkron, maka koreksi dengan lag dan lead bukannya mengurangi sinkron yang terjadi, tetapi sebaliknya akan membuat 17
tidak sinkron.
Koreksi dengan banyak periode lag dan lead akan memberikan hasil yang baik untuk kasus – kasus yang frekwensi tidak sinkronnya tinggi, yaitu untuk kasus – ksus pasar modal yang sebagian basar sahamnya sering tidak aktif dalam waktu yang lama. Cara lain untuk mengkoreksi bias yang terjadi akibat perdagangan tidak sinkron yaitu dengan cara membuang observasi sampel yang menyebabkan terjadinya bias.
Perdagangan tidak sinkron ini terjadi karena beberapa saham tidak aktif diperdagangkan. Dengan demikian, cara koreksi ini dilakukan dengan membuang observasi yang menunjukkan perdagangan tidak aktif. Dengan membuang observasi ini, maka sampel yang digunakan hanya mengandung perdagangan yang sinkron. 
Untuk mengatasi bias Beta akibat tidak sinkronnya perdagangan sekuritas ini, maka beberapa metode dapat digunakan untuk mengoreksi bias yang terjadi untuk Beta sekuritas akibat perdagangan tidak sinkron. Metode-metode ini diantaranya adalah yang diusulkan oleh Scholes dan Williams (1977), dan Dimson (1979). Scholes dan Williams memberikan solusi untuk mengoreksi bias dari perhitungan Beta akibat perdagangan tidak sinkron dengan rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :

Dalam hal ini, β1i adalah Beta sekuritas ke I yang sudah dikoreksi, βi-1adalah Beta yang dihitung berdasarkan persamaan regresi untuk Ri periode ke-t dengan return pasar (RM) periode lag t-1, βi0 adalah Beta yang dihitung berdasarkan persamaan regresi periode ke t dengan RM periode ke t, βi+1 adalah Beta yang dihitung berdasarkan persamaan regresi periode ke t dengan RM periode lead t+1, korelasi serial antara RM dengan Rmt-1 yang dapat diperoleh dari persamaan regresi Rmt.
Metode Dimson menyederhanakan cara Scholes dan Williams ini dengan cara menggunakan regresi berganda, sehingga hanya digunakan sebagai pengoperasian regresi saja berapapun banyaknya periode lag dan lead. Untuk n-buah periode lag dan lead, rumus Beta dikoreksi menurut metode Dimson untuk sekuritas ke i adalah:

Ri,t = αi + βi-n Rmt-1 + …..+ βi-0 Rmt + ….. + βi+n Rmt+n + ԑit

Ri,t adalah return sekuritas ke i periode ke t, Rmt-n adalah return indeks pasar periode lag t-n, dan Rmt+n adalah return indeks pasar periode lead t+n. Metode Dimson memang merupakan metode yang sederhana karena hanya menggunakan sebuah pengoperasian regresi berganda saja dan Beta yang dikoreksi hanya dijumlahkan dari koefisien-koefisien yang diperoleh dari regresi berganda tersebut. Fowler dan Rorke (dalam Jogiyanto, 2003) berargumentasi bahwa metode Dimson yang hanya menjumlahkan koefisien-koefisien regresi berganda tanpa memberi bobot akan tetap memberikan Beta yang bias. Untuk satu periode lag dan lead, koreksi Beta dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1.      Operasikan persamaan regresi berganda seperti yang dilakukan di metode Dimson.  
2.      Operasikan persamaan regresi untuk mendapatkan korelasi serial return indeks pasar dengan return indeks pasar sebelumnya sebagai berikut:
Rmt   =  αρ1Rmt-1 +  ԑ1
3.      Hitung bobot yang digunakan sebesar


4.      Hitung beta dikoreksi sekuritas ke I yang merupakan penjumlahan koefisien berganda dengan bobot.
βi = Wi - βi -1+ βi0+ Wi. βi+1

Beta koreksi
Beta koreksi adalah salah satu cara mengkoreksi Beta yang bias yang terjadi dipasar yang sedang berkembang. Koreksi beta dengn menggunakan metode Scholes dan Williams dengan periode lead dan lag 1 adalah sebagai berikut :

0 comments:

Post a Comment